"Better to write for yourself and have no public, than to write for the public and have no self." Cyril Connolly
Saturday, 19 May 2012
Passion
Saya suka sekali menggambar. Apa saja. Ayah saya seorang pria dengan jiwa seni yang hebat. Dia bisa menggambar apa saja. Menciptakan gambar apa saja dari goresan apa adanya. Kata ayah, tidak ada gambar yang jelek, tidak pula ada gambar yang gagal. Semua gambar berharga, karena setiap goresannya adalah penjelmaan kata hati. Maka dari itu pelajaran menggambar adalah pelajaran favorit saya sedari kecil. Tapi apa boleh buat, saya terpengaruh guru-guru masa kecil yang lebih suka melihat siswa nya mengikuti lomba siswa teladan dengan kepintaran sains daripada lomba menggambar. Jadilah saya merasa, menggambar itu bukanlah tujuan hidup. Tapi Ayah selalu berkata, gambar terbaik ialah yang datang dari hati, oleh karena itu ketika saya bosan dan sedang tidak ingin berbicara apapun, saya lebih baik menggambar.
Semoga apapun yang saya gambar kali ini tidak terbuang dengan percuma. Maka beberapa akan saya post di blog semata wayang ini. Semoga menjadi pelajaran dan kenangan saya dan keluarga di kemudian hari.
(Peechai)
Gambar ini saya berikan sebagai hadiah kepada salah seorang sahabat Thailand saya Teerus Laohverapanich, seorang pemain saxopohone yang sangat baik. ^^b
(I am not leaving you. I'll forever stay, right here, in your heart)
Nahh, yang ini saya terinspirasi oleh seorang sahabat di hari ketika dia ditinggalkan orang yang dicintainya untuk pergi ke luar negeri. ^^
Gambar-gambar yang lain akan saya post esok ^^b. semoga berkenan.
Tweet
Labels:
[un] limited imagination
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
yang maen terompet keren cang...
ReplyDeletemakasih Finooooo ^^b
ReplyDelete