Papa [14 Juni 1954 - 1 April 2006]
Yang jelas Papa akan kaget melihat anak gadisnya jadi suporter bola sekarang.
Papa, entah mengapa tiba-tiba teringat akannya. Sudah empat tahun lebih, tapi Papa masih saja seperti ada di sini. Orang yang paling keras, orang yang paling suka perdebatan, orang yang sangat impulsif, orang yang sangat terbuka, orang yang kaya akan lelucon ringan yang segar, orang yang mencintai sepak bola, orang yang tidak takut membuat kesalahan, orang yang tegar dan mandiri, orang yang mencintai kehidupan apa adanya, orang yang rela mengorbankan apa saja untuk keluarganya, orang yang hanya ingin anak gadisnya menjadi orang baik.
7 tahun yang lalu. Papa boleh saja menyebalkan, tapi sekarang aku tahu bahwa semua yang ada pada dirinya ternyata adalah aku. Papa membuat sebuah cermin kecil yang dia pelihara dengan kasih sayang. Papa bersamaku, dan aku hanya refleksinya.
Kami selalu berdebat tentang berbagai macam hal, itu karena kami berdebat dengan diri kami sendiri. Papa berdebat dengan cermin kecilnya, dan aku seharusnya tahu bahwa aku tengah berdebat dengan versi dewasaku, versiku nanti ketika menjadi orang tua. Aku tengah mempermasalahkan apa yang akan menjadi pandanganku nanti.
aku menyesal Papa, dan aku hanya bisa menangis mengingatnya. Maafkan aku Pa.
teriring doa yang selalu kupanjatkan untukmu, semoga Allah swt menempatkanmu di tempat yang indah di surga.
aku bukan apa-apa, aku hanya refleksimu. aku hanya cermin kecil itu, dan kini aku beranjak menjadi dirimu.
.adios.
DJ
No comments:
Post a Comment