Friday, 6 August 2010

ehhhhhhhhhm [sweet sacrifice]

Ini salah Pipi :: mengapa menunjukkan dia padaku, pada sebuah percakapan telp di sore suatu hari.

Kalau bukan karena Pipi, mungkin aku saat ini akan bersedih. Kalau bukan karena Pipi, mungkin juga ILLANA si Moebius itu tidak akan sampai ke halaman 114. Aku bersyukur bukan karena menemukannya, tapi aku bersyukur karena aku memiliki Pipi.

Pipi yang pertama kali tahu akannya [jelas, Pipi jauh lebih lama mencintai Team ini sebelum akau bahkan perduli]. Dia bilang "Mas yang satu ini lebih bagus Mi, lebih ganteng, lebih keren mainnya. Coba deh, pertandingan yang ada dia selalu tidak pernah kalah", dan ternyata Pipi benar [Pipi selalu benar].

Ini semua karena Pipi, yang telah bersabar yang telah menyerahkan begitu banyak hati kepadaku yang menyebalkan. Pipi memberikanku ruang untuk berimaginasi, memberiku peluang untuk melakukan apa saja, dan dia selalu berhasil mengerti.

Pipi dan aku : kami yang seadanya.



kami bukan manusia yang spesial, kami dan hanya kami. Manusia yang berani bermimpi.

Pipi datang di waktu yang sangat tepat, betapa tidak. Disaat ILLANA itu membutuhkan sosok, Pipi datang membantu mencari, dan pada akhirnya dia berhasil memberi.

Kami berdua tidak mengenalnya, pun tak pernah bertemu dengannya. Tapi kami mengaguminya, mengakui kehebatannya.

Jika aku mampu mengungkapkan rasa terima kasih ini. Aku aku akan memeluk sang badai dan kubisikkan pada tiap relungnya bahwa aku sungguh bersyukur memilikinya.

Sosok yang membebaskanku, untuk menjadi diriku sendiri. Membiarkanku menjadikannya tokoh penting dalam tulisan itu, membiarkanku memikirkannya, memberiku ruang untuk merapalnya. Membiarkan pria asing itu menjadi inspirasi.

Pipi mencintaiku tanpa syarat, dan mengasihiku dengan membuat otakku berputar saking senangnya. Aku, akan menikahinya tahun depan.

Terima kasih Pi.

.adios.
DJ

No comments:

Post a Comment