Tuesday 14 June 2011

MY (accidentally) PRE-WEDDING PHOTOS

saya tidak bisa berhenti memandang-mandangi foto saya dengan calon suami saya ketika teman saya Agung dan Indra (keduanya berperan sebagai fotografer pre-wed dadakan saya) mengirimkan hasil jepretan mereka yang menurut saya W.O.W. Tidak terbayangkan. Hasilnya sungguh diluar dugaan, dengan skill, kamera bagus dan editan ciamik, model kelas kambing seperti saya dan calon suami pun jadi indah.

Lokasi ini saya yang menentukan (alias saya tidak punya perbendaharaan yang cukup bagus mengenai tempat-tempat indah di Jakarta yang biasanya dijadikan lokasi, akhirnya saya memilih Monas). Apaaa?? MONAS. M.O.N.A.S !!! yah anda benar, saya dan calon suami di potret di Monas, mulai pukul 09.00 - 12.00 WIB.

Sebelumnya (menurut kesepakatan) sesi foto ini adalah gladi bersih alias latihan, foto pre-wed nya sendiri di gelar dengan baju yang lebih resmi (ren-ca-na-nya), tapi tohh akhirnya tidak jadi dilaksanakan karena menurut saya gaya-gaya ini sudah tidak bisa diulang lagi.

Berangkat ke lokasi, saya sudah pesimis duluan. Saya dan calon suami bukanlah orang-orang yang fotogenic, suka di foto iya, tapi yaaaaaaaah hasilnya yahh begitu itu. Tampang pas-pas an dan postur yang tidak menunjang. Saya pesimis foto ini akan memperburuk suasana resepsi pernikahan dan membuat orang tidak selera makan.

Tapi setelah di utak-utik dengan teknik dan tiki-taka khas Barcelona FC, saya kagum dengan kemahiran duet maut sang fotografer, berikut link FB yang bersangkutan Agung Kurniawan dan Indra Budi .

Berikut adalah foto-foto yang akan menjadi kenangan seumur hidup saya, menjadi warisan berharga anak dan cucu, menjadi penghias dompet, kamar tidur, desktop background, dan pajangan meja kerja. Terima kasih kepada dua sahabat.

silahkan menikmati skill Agung dan Indra ini ^^b













begitulah, acara latihan memotret itu akan menjadi kenangan di sepanjang hidup saya. dengan kesabaran tingkat tinggi para fotografer itu, akhirnya saya dan calon suami bisa mendapatkan foto yang bagus dan sangat natural look.

That's all, salah dua dari foto ini akan dipilih untuk dipajang pada saat resepsi tanggal 25 Juni 2011 nanti. ^^b ihihhh akhirnya saya punya foto yang tidak memalukan untuk dipajang. thanks to Agung dan Indra.

Thanks to my love partner @mrnugrah .

Monday 13 June 2011

SAYA MENIKAH

saya sangat senang menyadari bahwa pernikahan saya tinggal menghitung hari. dan begitu pula saya menginginkan mem-posting undangan pernikahan sederhana saya ini dimana-mana, agar ketika flesdis ato lappie ato kompie ato apalah tempat saya menyimpang soft-file undangan pernikahan saya ini rusak dan file itu tiba-tiba hilang, saya masih punya jutaan copy di dunia maya.

ini adalah cover depannya

ini bagian akad nikahnya

ini bagian pentingnya, jadwal resepsi dan siapa yang nikah ^^b

ini peta, biar tamu ga nyasar ^^b

well, setelah 7 tahun menunggu rejeki terkumpul akhirnya kesampaian juga menikah, dengan orang yang sama, dengan cita-cita bersama yang juga masih sama. nampaknya Allah swt mentakdirkan saya berjodoh dengannya. ^^b

Happy June, happy my Wedding Month.

Monday 6 June 2011

Man Jadda Wa Jada (2)

Bukaaann orangg Malang kalau menyerah di tengah jalan, bukaaaaan anak Bapak Ibuku kalo aku sampai putus asa.
Ceritanya Badan Kebijakan Fiskal, tempatku bekerja di Depkeu (sekarang Kemenkeu) adalah tempatnya orang-orang rajin sekolah, alias di sini ini orang kalau mau maju harus sekolah. Beasiswa rebutan kayak makanan kelas dewa. Yaa Rabb, kalau ndak kuat bisa ketinggalan ini.
Beasiswa pertama adalah Dual-Degree UGM-Georgia Uni di Amerika, kami pegawai yang saat itu masih idealis-idealisnya di haruskan ikut, melewati serangkaian tes (yang bagi saya termasuk diantaranya tes mental dan kesabaran batin).
Saya sudah menekankan diri saya, tidak akan ada yang berubah dari diri saya meskipun saya berpindah habitat. Saya tetap canggih yang culas, apa adanya, ngomong yang mau saya omong, dan spade to spade, saya selalu merasa jika ada orang yang membenci atau menyukai saya biarlah mereka melihat saya apa adanya. Tapi ternyata BKF ini kebanyakan orangnya hanya ingin melihat apa yang ingin mereka lihat. Baiklah saya sukses jadi public enemy sang Kepala Badan di tahun pertama. Sampai saat ini saya masih ingat sebutan-nya untuk saya. ANOMALI dan TIDAK PUNYA MANNER dan TIDAK BEHAVE. Well, saya sedih tapi saya bukan orang lain, saya bukan bayangan siapa-siapa, jadi saya tetap saja melaju tanpa ‘tergores’ sedikitpun, walau banjir air mata berkali-kali  sedih mengingatnya.
Saya diterima di beasiswa Dual Degree itu, namun saya menolak karena beasiswa itu untuk jurusan ekonomi dan saya tidak mau belajar apa yang tidak saya suka hanya demi “takut gak dapat beasiswa lagi” atau karena “demi memberi image anak buah patuh” atau apalah. Penolakan saya berbuntut cercaan, yahh kalau yang ini saya sudah tebak. Pil pahit, dengan beban saya harus bisa diterima beasiswa lain tahun depan (walau pada saat itu saya juga tidak yakin).
Teman-teman berangkat hampir separuhnya, mati langkah, bimbang, mungkinkah keputusan menolak itu benar. Ok, akhirnya saya bersama teman yang tersisa ikut seleksi beasiswa Australia ADS. Saya ikuti saja dengan sabar seluruh prosesnya, panjang dan melelahkan, terutama untuk saya yang duit pas-pasan, bolak-balik les IELTS Kuningan-Senen cukup menguras isi dompet (untung waktu itu ada salah seorang teman yang berbaik hati menawarkan diri membonceng saya di motor mio-nya). Setelah bulan demi bulan yang berbusa-busa itu, sampailah saya di tahap wawancara, dannnnn setelah begitu optimisnya, saya ‘keseleo’ lidah, hanya karena berusaha jujur, apa adanya, ternyata saya masih saja belum belajar banyak, bahwa orang-orang hanya ingin melihat apa yang ingin mereka lihat. Jadii, yahhh saya harus bersabar karena saya tidak berhasil dapat ADS (walau dilalui dengan simbah air mata dan mengutuk diri sendiri berkali-kali). Sampai saat ini, jika ada yang menyebut kata ADS, saya masih suka trauma (lebaiii).
Singkat kata, saya seperti orang kesetanan, mendaftar Chevening dan Stuned, mencari Universitas, mendaftar, men-check email tiap hari, bergadang menyelesaikan letter of statement, bikin reference untuk di kirimkan ke email dosen-dosen dan bos di kantor, mengisi formulir-formulir, jungkir balik berdoa, huff. Intinya, kerja keras saya pada saat itu saya dedikasikan hanya agar saya lupa sakit hati karena ADS.
Sinyal pertama, saya di panggil wawancara Chevening (dibumbui dengan taksi pesanan yang terlambat datang, tenggorokan kering, dan aksen medhok saya yang gak bisa hilang, dan rasa kantuk karena melatih speaking sampai malam), daaaaaaaaaaan setelah menunggu lama (bulan-bulan penuh keputusasaan)saya diterima Cheveniiiiiiiiiiiiiinggg, alhamdulillaaaaaaaaaah. Tapi saya belum dapat sekolah di Inggris, ouch ternyata perjuangan saya belum berakhir.
Sinyal kedua, aplikasi StuNed saya (yang harus saya antar sendiri ke NESO, berpanas-panas karena gak punya duit naik taksi, dan manyun tingkat dewa karena perpus-nya gak ada orang dan mbak resepsionisnya dieeeem banget). Lama nunggu, akhirnya keputusan itu datang juga, saya diterimaaaaaaaaaaa. Tapi, saat itu saya sudah bilang ‘IYA’ dengan Chevening. Duhh Gustiii.
Sinyal ketiga, saya bingung ketika dua-duanya diberikan. Chevening ternyata tergolong beasiswa mandiri yang intinya belum terdaftar di administrasi kantor tapi kereeeeenn ke Inggris, Stuned administrasi beres tapiii Belanda. Bingung. Cobaan lagi.Berminggu-minggu tidak enak makan, tidak enak tidur demi diterima di universitas Inggris yang sulitnya ampun-ampunan, saya harus merelakannya karena administrasi kantor yang tidak beres. Namun, Allah swt tidak ingin saya bersedih dan jatuh dalam lembah keputusasaan lebih lama lagi. Dia memberi saya peluang untuk memilih dan belajar menjadi bijak, yaitu StuNed.
Setelah berpikir dengan tingkat intelejensia amoeba yang saya punya, akhirnya saya memilih ke Belanda dengan berbagai macam alasan prinsipil.
Tapi saya bahagia, bahwa keyakinan saya terlaksana pada akhirnya. Tidak ada yang kurang sedikitpun. Semuanya dibayar lunas oleh Allah swt, saya senang walaupun ada sedikit masalah di sana-sini. Insyaallah dengan mudah segera teratasi. Bulan ini bulan berkah, terima kasih Yaa Rabb, bulan ini aku menikah, mendapatkan pria terbaik dengan kesabarannya yang luar biasa dan keputusan terbaik dariMu.

Gagal itu selalu ada, jangan menyerah. Allah swt bukan tidak mendengar doa kita, Dia tahu yang terbaik. Percayalah.

MAN JADDA WA JADA + MAN SHABARA SAFIRA = SUKSES, Insyaallah ^^b

Man Jadda Wa Jada (1)

Baru dua bulan yang lalu saya menangis-nangis membaca novel Man Jadda wa Jada dan sekuelnya Man Shabara Safira, sekarang terbayar lunas (meminjam kata sang penulis Bang Fuadi).
Hanya sebuah kata dalam bahasa Arab, namun maknanya bisa membuat saya kuat tidak tidur sampai jam 4 pagi hanya untuk menyelesaikan Statement of Motivation dan begitu dasyat membuat tubuh saya yang pemalas ini bangun untuk sholat malam dan puasa Senin- Kamis.
“Siapa yang bersungguh-sungguh, akan berhasil” . “Siapa yang bersabar akan beruntung”. Seperti ditunjukkan begitu saja oleh Allah swt, tanpa diminta. Sejak saat itu, saya tahu Allah swt tidak membawa saya sampai sejauh ini untuk meninggalkan saya. Pasti ada maksud, pasti ada hikmah, dan saya berhasil meyakinkan diri saya bahwa Allah swt itu ada untuk semua hambaNya yang mau berusaha dan mendekatkan diri.
Passion saya adalah belajar. Maka selulus saya dari Fak.Hukum Univ.Brawijaya dan meraih gelar S1, langsung kepingin untuk melanjutkan ke jenjang S2. Tapi apa daya, waktu aku lulus keadaan ekonomi keluarga sedang parah-parahnya, sampai melamar pekerjaan aku tak bisa memilih, apa saja yang datang cepat.
Ratusan lamaran dikirim, beberapa yang dipanggil wawancara, kemudian tanpa kelanjutan. Nestle, lumayan diadakan di Kampus, jadi bisa mengirit ongkos, saking optimis dan kepinginnya diterima, pas diumumin gak keterima langsung vertigo kumat, gak bisa bangun 3 hari. Duh, Gusti.
Kesabaran diuji, daftar di PERUM PEGADAIAN jadi pegawai tidak tetap dengan penghasilan yang minim, belum berakhir penderitaan aku di pindah ke Surabaya, harus ngekos dan pulang ke Malang (ongkos lagi). Hampir mentasbihkan diri menjadi orang paling bodoh di dunia, karena beberapa teman sudah diterima di perusahaan besar, Nestle, Pertamina. Duh Gustiiii (ngeluh lagi).
Lamarrr teruuusss, tanpa hentiiiii. Sedikit demi sedikit, Allah swt membantuku menguak hikmah. Tes penerimaan pegawai Departemen Keuangan untuk regional Jawa Timur diadakan di Surabaya, yang artinya aku tidak perlu susah-susah bolak-balik Surabaya-Malang, bahkan ada teman dari Malang yang menginap di tempat Kos di Surabaya saat tes. Alhamdulillah, aku dimudahkan.
Tes demi tes berlalu, dan sampailah ke perekrutan pegawai tetap PERUM PEGADAIAN (impian semua pegawai tidak tetap dan outsourcing) dan ikutlah aku. Tes psiko lewattt, tes wawancara libaaaass, dan Alhamdulillaah aku diterima. Matur Nuwun sanget Yaa Rabb.
Tapi Allah swt nampaknya ingin menguji lagi, di saat yang hampir bersamaan, pengumuman Departemen Keuangan (yang tes-nya ampun-ampunan lamanya) sudah di depan mata. Nothing to lose, dan inilah kekuatan the power of pasrah. Pas sudah gak ada harapan, malah dikasih sama Allah swt. Aku diterima Departemen Keuangan. Alhamdulillaaaahh, tapi bingung.
Katanya kalau mundur dari PERUM PEGADAIAN itu di denda, alamak dapat uang dari mana. Tapi hati ingin ke Depkeu, merantau ke Jakarta pasti asyik. Keluarga ingin aku ambil PEGADAIAN saja, selain gaji lebih besar dan aku tidak jauh dari keluarga. Tapi hati ini berkata harus ke Depkeu, demi pengembangan diri, demi cita-cita yang tinggi (entah itu apa), pokoknya ke Jakarta. Bismillahirahmanirrahim, laduubbbb keerrr.
Di Jakarta, kangen balik ke Malang setengah mati. Gempor naik busway dari Depok (rumah Budhe) ke Depkeu, astagaaa, ternyataa Jakarta segini parahnya . Sedihhhhh, kangen keluarga, kangen pacarrr. Nelangsa. Polusi, sesak nafas, sakit gak ada yang rawat. Gaji 900rb Sembilan bulan merana-rana. Yaa Allah semoga pilihanku tidak salah.
Allah swt tidak diam ternyata, Dia mengirim sang pacar ke Jakarta karena diterima bekerja di sini. Alhamdulillah, kini karir bukan halangan bagi kami. Insyaallah sudah bisa menyumbang sedikit untuk keluarga. Walaupun halangan dan rintangan ada saja di kota besar ini, Insyaallah kuat jika bersama. Terima kasih Yaa Rabb.
Bersabar dan luruskan niat. Cuma itu saja rumusnya. Yaa Allah swt, ternyata benar Kau tidak diam, tidak tidur, tidak lengah.

Bersambung Man Jadda Wa Jada (2)