Monday 6 June 2011

Man Jadda Wa Jada (2)

Bukaaann orangg Malang kalau menyerah di tengah jalan, bukaaaaan anak Bapak Ibuku kalo aku sampai putus asa.
Ceritanya Badan Kebijakan Fiskal, tempatku bekerja di Depkeu (sekarang Kemenkeu) adalah tempatnya orang-orang rajin sekolah, alias di sini ini orang kalau mau maju harus sekolah. Beasiswa rebutan kayak makanan kelas dewa. Yaa Rabb, kalau ndak kuat bisa ketinggalan ini.
Beasiswa pertama adalah Dual-Degree UGM-Georgia Uni di Amerika, kami pegawai yang saat itu masih idealis-idealisnya di haruskan ikut, melewati serangkaian tes (yang bagi saya termasuk diantaranya tes mental dan kesabaran batin).
Saya sudah menekankan diri saya, tidak akan ada yang berubah dari diri saya meskipun saya berpindah habitat. Saya tetap canggih yang culas, apa adanya, ngomong yang mau saya omong, dan spade to spade, saya selalu merasa jika ada orang yang membenci atau menyukai saya biarlah mereka melihat saya apa adanya. Tapi ternyata BKF ini kebanyakan orangnya hanya ingin melihat apa yang ingin mereka lihat. Baiklah saya sukses jadi public enemy sang Kepala Badan di tahun pertama. Sampai saat ini saya masih ingat sebutan-nya untuk saya. ANOMALI dan TIDAK PUNYA MANNER dan TIDAK BEHAVE. Well, saya sedih tapi saya bukan orang lain, saya bukan bayangan siapa-siapa, jadi saya tetap saja melaju tanpa ‘tergores’ sedikitpun, walau banjir air mata berkali-kali  sedih mengingatnya.
Saya diterima di beasiswa Dual Degree itu, namun saya menolak karena beasiswa itu untuk jurusan ekonomi dan saya tidak mau belajar apa yang tidak saya suka hanya demi “takut gak dapat beasiswa lagi” atau karena “demi memberi image anak buah patuh” atau apalah. Penolakan saya berbuntut cercaan, yahh kalau yang ini saya sudah tebak. Pil pahit, dengan beban saya harus bisa diterima beasiswa lain tahun depan (walau pada saat itu saya juga tidak yakin).
Teman-teman berangkat hampir separuhnya, mati langkah, bimbang, mungkinkah keputusan menolak itu benar. Ok, akhirnya saya bersama teman yang tersisa ikut seleksi beasiswa Australia ADS. Saya ikuti saja dengan sabar seluruh prosesnya, panjang dan melelahkan, terutama untuk saya yang duit pas-pasan, bolak-balik les IELTS Kuningan-Senen cukup menguras isi dompet (untung waktu itu ada salah seorang teman yang berbaik hati menawarkan diri membonceng saya di motor mio-nya). Setelah bulan demi bulan yang berbusa-busa itu, sampailah saya di tahap wawancara, dannnnn setelah begitu optimisnya, saya ‘keseleo’ lidah, hanya karena berusaha jujur, apa adanya, ternyata saya masih saja belum belajar banyak, bahwa orang-orang hanya ingin melihat apa yang ingin mereka lihat. Jadii, yahhh saya harus bersabar karena saya tidak berhasil dapat ADS (walau dilalui dengan simbah air mata dan mengutuk diri sendiri berkali-kali). Sampai saat ini, jika ada yang menyebut kata ADS, saya masih suka trauma (lebaiii).
Singkat kata, saya seperti orang kesetanan, mendaftar Chevening dan Stuned, mencari Universitas, mendaftar, men-check email tiap hari, bergadang menyelesaikan letter of statement, bikin reference untuk di kirimkan ke email dosen-dosen dan bos di kantor, mengisi formulir-formulir, jungkir balik berdoa, huff. Intinya, kerja keras saya pada saat itu saya dedikasikan hanya agar saya lupa sakit hati karena ADS.
Sinyal pertama, saya di panggil wawancara Chevening (dibumbui dengan taksi pesanan yang terlambat datang, tenggorokan kering, dan aksen medhok saya yang gak bisa hilang, dan rasa kantuk karena melatih speaking sampai malam), daaaaaaaaaaan setelah menunggu lama (bulan-bulan penuh keputusasaan)saya diterima Cheveniiiiiiiiiiiiiinggg, alhamdulillaaaaaaaaaah. Tapi saya belum dapat sekolah di Inggris, ouch ternyata perjuangan saya belum berakhir.
Sinyal kedua, aplikasi StuNed saya (yang harus saya antar sendiri ke NESO, berpanas-panas karena gak punya duit naik taksi, dan manyun tingkat dewa karena perpus-nya gak ada orang dan mbak resepsionisnya dieeeem banget). Lama nunggu, akhirnya keputusan itu datang juga, saya diterimaaaaaaaaaaa. Tapi, saat itu saya sudah bilang ‘IYA’ dengan Chevening. Duhh Gustiii.
Sinyal ketiga, saya bingung ketika dua-duanya diberikan. Chevening ternyata tergolong beasiswa mandiri yang intinya belum terdaftar di administrasi kantor tapi kereeeeenn ke Inggris, Stuned administrasi beres tapiii Belanda. Bingung. Cobaan lagi.Berminggu-minggu tidak enak makan, tidak enak tidur demi diterima di universitas Inggris yang sulitnya ampun-ampunan, saya harus merelakannya karena administrasi kantor yang tidak beres. Namun, Allah swt tidak ingin saya bersedih dan jatuh dalam lembah keputusasaan lebih lama lagi. Dia memberi saya peluang untuk memilih dan belajar menjadi bijak, yaitu StuNed.
Setelah berpikir dengan tingkat intelejensia amoeba yang saya punya, akhirnya saya memilih ke Belanda dengan berbagai macam alasan prinsipil.
Tapi saya bahagia, bahwa keyakinan saya terlaksana pada akhirnya. Tidak ada yang kurang sedikitpun. Semuanya dibayar lunas oleh Allah swt, saya senang walaupun ada sedikit masalah di sana-sini. Insyaallah dengan mudah segera teratasi. Bulan ini bulan berkah, terima kasih Yaa Rabb, bulan ini aku menikah, mendapatkan pria terbaik dengan kesabarannya yang luar biasa dan keputusan terbaik dariMu.

Gagal itu selalu ada, jangan menyerah. Allah swt bukan tidak mendengar doa kita, Dia tahu yang terbaik. Percayalah.

MAN JADDA WA JADA + MAN SHABARA SAFIRA = SUKSES, Insyaallah ^^b

4 comments:

  1. menikahnya tanggal 25 Juni 2011 ^^, dateng yah, you are invited,tak tag via FB yah Bro. Dateng yahh ^^b

    ReplyDelete
  2. terus bersyukur yah atas nikmat Alloh yang sangat banyak.. ^^
    sayangnya beasiswa terkadang cm punya orang yg berkantor di JKT saja :( kenapa? karena saat nyampe ketelinga para pekerja yg di kepulauan waktunya dah mepet-pet untuk ngurusin kperluan dan dokumen yg di perlukan jg birokrasi *nih nguping pembicaraan para suami hahaha

    ReplyDelete
  3. @me aishi : bukan mbak, saya tahunya kalau ada beasiswa bahkan tidak dari kantor lho, saya rajin membuka internet dan mencari-cari. Pokoknya saya kalap kalo urusan yang satu ini, dan sama seperti yang lain, kantor tidak banyak membantu mbak, semua surat2 kita urus sendiri, kantor tinggal tandatangan dan membantu sebisanya. Saya yakins emua pasti bisa mbak, jangan menyerah. Man Jadda wa Jada :)

    ReplyDelete