Thursday 7 October 2010

A Super Night

Mohon maaf apabila sebelumnya ada yang sempat membaca postingan A Super Day dan kemudian sekarang sudah tidak ada lagi. Yap, saya telah menghapusnya. Setelah saya baca berulang-ulang saya mengira kalau isinya terkesan berlebihan, walau sebenarnya itu yang senyatanya terjadi.

Saya perkenalkan dulu.
Jujur,saya tidak pernah mengenalnya dan bahkan perduli padanya. Nanda (tunangan saya) memperkenalkan dengan Tim sepakbola ini ketika kami sudah di Jakarta, dan saat saya datang ke stadion dan merasakan euforia dan energi yang sangat besar tertular begitu saja, saya langsung memutuskan untuk mencintai Tim ini.

Arema Indonesia atau yang sekarang adalah Arema FC adalah sebuah club sepak bola independen besar yang ada di Indonesia. Juara ISL tahun 2010 membuat beberapa nama pemain yang dulu kurang di kenal publik tiba-tiba mencuat. Bukan karena apa-apa, prestasi mereka memang luar biasa. Coba anda bayangkan Arema Indonesia itu seperti kawah chandradimuka, banyak pemain-pemain muda, bermain dan tumbuh menjadi profesional di sana.

Tahun ini, Arema Indonesia adalah penyumbang terbesar pemain Tim Nasional Indonesia.
Boleh saya sebutkan ada 6 nama setidaknya yang dipanggil BTN untuk bergabung.
[1]. Ahmad Bustomi
[2]. Beny Wahyudi
[3]. Zulkifli Syukur
[4]. Kurnia Meiga Hermansyah
[5]. Irfan Raditya
[6]. Yongki Ariwibowo

dan hari Rabu malam kemarin, saya dan berencana menemui sang gelandang, Ahmad Bustomi. Malam itu istimewa bagi kami, karena Cimot (sapaan akrab untuk Ahmad Bustomi) bersedia menemui kami.

Kami kesana membawa Bakmi GM untuk Cimot, sebenarnya secara spesifik Cimot menginginkan Mie Ayam, tapi karena saya tidak begitu menguasai tempat kuliner yang enak dan bersih di Jakarta, saya putuskan untuk membeli Bakmi GM saja. Dengan pertimbangan, kami tidak ingin terjadi sesuatu pada sang gelandang akibat makanan yang kurang higienis.

Kami sedikit terlambat dari waktu yang kami janjikan untuk menemuinya, pukul 8 malam. Sudirman macet total dan gerimis yang jatuh membuat kami sedikit meriang. Tapi tak apalah, demi bertemu Cimot, hujan deraspun akan kami terjang.

Sesampainya di Hotel Kartika Chandra yang pada saat itu ramai sekali (ada beberapa mobil TV One yang akan mengadakan siaran langsung talk show, bersama tiga pemain naturalisasi, Riedl dan Bambang Pamungkas). Kami memberanikan diri masuk ke lobby, dan langsung menuju kamar nomor 7** milik Cimot. Di depan kamar, setelah kami menekan bel, saya mengirimkan sms untuknya. Tidak ada balasan.

Saya sangat tegang, dan bahkan dari sekian banyak pengalaman menegangkan yang pernah saya alami, bertemu orang baru yang saya segani adalah pengalaman yang paling tidak dapat saya tolerir. Maka sambil menunggu pintu dibuka, saya berjalan menuju sebuah lorong yang saya kira kosong. Ternyata Cimot yang pada saat itu beriringan dengan Beny keluar dari ujung lorong, berhadapan langusng dengan saya. Bukan berita baik, karena saya langsung panik.

Cimot menyalami saya, begitu pula dengan Beny. Mereka sangat ramah dan selalu tersenyum. Sebelum saya diperbolehkan masuk ke kamarnya, mereka membersihkan beberapa 'hal' terlebih dahulu. Saya maklum.

Pas saya masuk, saya langsung membau keringat dan sepatu yang habis dipakai, benar saja ada sekitar 6-8 pasang sepatu yang berjajar di sana, dan beberapa kaos yang tersampir di sandaran kursi. Saya langsung menghela nafas 'ini kamar laki-laki' gumam saya dalam hati.

perbincangan dimulai dengan pertanyaan Cimot apakah kami akan hadir untuk menonton INA lawan URU pada tanggal 8, dan kami langsung menjawab "Iya". Kami dijanjikan tiket free jika ada pembagian dari pihak official untuk para pemain. Kami senang tapi juga tetap waspada apabila ternyata tiket free itu tidak jadi kami dapatkan.

Saya etrlihat sangat kikuk, dan Nanda mengerti itu, sehingga seluruh pembicaraan hampir dia yang selalu mengambil alih, selebihnya obrolan-obrolan kecil bisa saya lontarkan.

Banyak hal yang diceritakan, baik, buruk, senang, susah, tapi lebih dari pada itu mereka sangat lucu. Saya tidak berhenti terpingkal sampai sesi photo bersama di akhir pertemuan kami.

Semua cerita dibeberkan dengan apa adanya, tidak ada keraguan sedikitpun di dalamnya. Saya salut.

berikut adalah beberapa foto yang sempat saya ambil kemarin.

Ahmad Bustomi, saya, dan Beny Wahyudi


Nanda, Beny Wahyudi dan Ahmad Bustomi


satu hal yang pasti. saya tidak berhenti tertawa saat pengambilan foto ini. ^_^ huhuhu saya benar-benar bodoh tidak memperggunakan waktu ini dengan sebaik mungkin.

semoga kami dapat bertemu kembali. Semoga Indonesia mampu mengimbangi Uruguay besok. Apapun yang terjadi, semoga Garuda pantang menyerah.

thanks to : Ahmad Bustomi[19] dan Beny Wahyudi[7] of [Arema Indonesia]

.adios.

DJ

3 comments:

  1. yaaaahh iri bgtt,, mauu ketemu cimott >.<

    ReplyDelete
  2. hihihihihi ... boleh-boleh Sabtu-Minggu tanggal 29-30 Januari 2011 ini Cimot datang ke Jakarta bersama Istri, mo ada prescon katanya ^^b ...

    ReplyDelete