Monday 15 November 2010

Future Atlet

saya yang mengantarkan dia berlatih badminton sejak kelas 1 SD. saya yang biasanya memasukkan air ke dalam botol minumannya. saya yang biasanya membantunya mengepak raket, handuk, sepotong roti dan beberapa permen kesukaannya agar dia mau berlatih di sekolah bulu tangkis.

jarak rumah kami ke sekolah bulu tangkis memang tidak terlampau jauh, cukup 15 menit menggunakan angkutan umum. kelas 3 SD, pekerjaan saya berkurang satu, saya tidak harus mengantarkannya lagi.

Ilham Muhammad Kevin
, kini kelas 6 SD dan masih terus berlatih badminton. Berkali dia mencoba untuk lepas dari olahraga ini, dia ingin menjadi seorang pemain bola, Kiper lebih tepatnya. Kurnia Meiga Hermansyah, adalah idolanya dan juga adiknya (yang lebih beruntung karena mengantongi ijin orang tuanya untuk masuk ke sekolah sepak bola).

Uin, kami semua memanggilnya, tumbuh begitu cepat, kelas enam SD dan tingginya hampir melampaui saya yang 24 tahun. Sempat gentar karena kekalahan dalam pertandingan antar club, sempat tidak mau berlatih badminton lagi, dan sempat mengatakan bahwa dirinya hanya ingin "maen bola". Hingga kini yang dia tahu adalah bahwa ketika jam sudah menunjukkan pukul 3 sore, dia harus mengepak tas dan pergi ke GOR untuk berlatih.

menang, berprestasi membuat Uin dipanggil untuk masuk Pelatnas di Cipayung. Kelas 6 SD dan ini sebuah awal yang gemilang bagi atlet badminton. Semua, termasuk saya pada saat itu ingin dia masuk Pelatnas. Tapi sayang kedua orang tuanya tidak mengizinkan, dan Kevin tidak jadi berangkat. Tawaran itu ditolak, dengan alasan sekolah Uin harus nomor satu. Jika pelatnas adalah rejeki Uin, Insyaallah tawaran itu akan datang lagi. Dan pria kecil itu menerima dengan tanpa beban.

dua minggu berselang, Kevin menelepon saya mengatakan bahwa dia ingin sekali pergi ke Jakarta (Cipayung. red). saya bimbang, sepertinya dia ingin sekali pergi tapi tak kuasa menolak larangan kedua orang tuanya. waktu itu saya hanya bisa bilang " Sabar yo Le, Insyaallah nanti pasti bisa ke Jakarta, kalo Kevin sudah SMP kelas tiga" , dan tanpa dinyana, dia mengatakan "iya mbak, nanti SMP kelas 3 aku ke sana yah".

hati saya miris, sebagai calon atlet, kevin sudah mengantongi hal terpenting. Tekad. dan saya berdoa supaya apa yang dia cita-citakan akan terlaksana.

hari ini, entah mengapa saya berpikir bahwa mungkin Kevin harus berpikir ulang untuk menjadi seorang atlet. masa depan dan segalanya. Efek selebritas, dan saya hanya berpikir bahwa sepertinya kami mencintainya lebih dari hanya melakukan apa yang dia inginkan.

atlet badminton. saya akan bangga melihatnya di TV menang melawan China. Tapi saya jauh lebih senang melihatnya rendah hati dan mengenal saya sebagai tante-nya yang pernah menyiapkan botol minuman.

jumawa, itu yang saya takutkan.

.adios.

DJ

No comments:

Post a Comment