Tuesday 9 November 2010

Mr.Juviano D.S Ribeiro

Nama diatas mungkin asing bagi sebagian anda, begitu pula bagi saya pada awalnya. Jika saya tidak mengikuti pertemuan koordinasi Perjanjian Penghindaran Pajak di Bandung tanggal 4-6 November 2010 kemarin dan nekat makan malam, pasti saya tidak akan berbincang banyak dengan beliau.

Pak Juvi begitu panggilan akrabnya adalah seorang pegawai Kementerian Luar Negeri yang bertugas di Direktorat Amerika Selatan dan Karibia. Beliau pernah di tugaskan di Argentina, Chili dan Rio De Jainero. Dari negara-negara itulah cerita-cerita bermunculan.

Dari tegangnya menyambut Presiden, repotnya mengurus akomodasi, gaji yang seadanya di luar negeri dan lain-lain, saya justru paling tertarik kepada cerita beliau tentang sepak bola di Argentina dan Chili.

Pak Juvi bilang jarak 5 kilo keluar dari area bandara, dia bisa menjumpai lapangan sepak bola, dan seterusnya sampai ke hotel yang tidak jauh jaraknya dari bandara dia sudah berhasil menemui lebih dari 10 lapangan sepak bola. Supir taxi yang dia tumpangi mengatakan masih banyak lapangan bola yang lain, yang ada di dalam perkampungan. Pak Juvi hanya bisa manggut2, kagum.

Di Argentina dan Chili para wanita dan anak2 juga pandai bermain bola. Pemerintah daerah di sana tidak suka membangun Mall, karena penduduk bisa suka budaya instan. Mereka jauh lebih suka membangun tempat2 olahraga dan menyediakan ruang kosong untuk dijadikan lapangan sepak bola bagi penduduk.

Tak heran memang, jika Argentina terkenal dengan pemain sepak bola yang skill-full, sedari kecil di dekat lingkungan tempat tinggal, mereka dibesarkan dengan sepak bola. Sudah seperti jiwa saja.

Satu kalimat terakhir dr Pak Juvi yang menggugah saya adalah "Argentina memiliki lap bola jauh lebih banyak dari pada Mall, coba tengok Indonesia dan renungkanlah".

saya satu dari ribuan orang yang memiliki 'hati' untuk persepakbolaan negeri ini, dan saya mau tidak mau kembali menundukkan kepala. Agaknya saya harus lebih banyak merenung.

.adios.


DJ

No comments:

Post a Comment