Saturday 8 October 2011

EUROPE EUROPE EUROPE EUROPE ::::

Yihaaaaa saya di Eropa, sujud syukur, alhamdulillah Yaa Rabb. Siapa yang nyangka saya yang hanya anak dari keluarga seadanya ini bisa meneruskan sekolah di luar negeri. sujud syukur lagi. kalau perlu sampai mati tetep sujud.

Master :
Saya masih suka malu kalau mendengar kata-kata ini. Master. Bahkan ilmu yang saya dapatkan waktu sarjana saja beranjak hilang karena jarang dipakai, beberapa istilah saya lupa. Master. saya kira saya tak ubahnya seperti anak SMA yang baru saja masuk kuliah. masih dungu. tidak mengerti apa-apa. masih harus terus berusaha keras mengingat. masih tenggelam di tengah-tengah teman-teman sekelas yang pintarnya bikin saya frustasi. tapi tak apa, semua angka dimulai dari nol. dulu saya juga bukan apa-apa, tapi kemudian bisa karena belajar. proses itu yang sedang saya jalani. saya ke Belanda ini dengan niat tulus untuk belajar. saya kesini untuk menjadi pintar bukan karena saya sudah pintar. kalau saya sudah pintar, ngapain saya kesini (ini kalimat ekstrimnya).

International Economic and Business Law :
Kaget lagi. jangankan anda, saya saja yang menjalani sampai sekarang masih tidak mampu menerima kenyataan bahwa saya sedang kuliah hukum ekonomi bisnis. dulu waktu masih sarjana sepertinya saya begitu antusias "untuk menghindari' mata kuliah yang ada hubungannya dengan ekonomi dan bisnis, misalnya hukum ekonomi, hukum dagang, hukum pajak dll. lha kok malah sekarang belajar ini di tingkatan yang jauh leb ih sulit dicerna nalar. alasannya karena kantor tidak akan mengijinkan saya sekolah kalau saya bilang bahwa saya akan belajar hukum humaniter (cabang ilmu hukum favorit saya sepanjang masa). nanti mungkin kalau Badan Kebijakan Fiskal sudah berubah menjadi ICRC.

Kecil bukan berarti tidak bisa keduanya :
Tubuh saya memang kecil tapi saya sudah tua lho. tambahan lagi saya sudah menikah. bule selalu tidak percaya kalau saya sudah "TUA", sedang menempuh "MASTER", dan major yang saya ambil adalah "HUKUM". jadi pada intinya mereka tidak percaya bahwa saya 'dengan tubuh kecil ini' mampu melewati semua kriteria untuk menjadi 'mahasiswa master hukum'. mungkin menurut mereka saya lebih cocok jadi bachelor student di tahun pertama untung tidak ada yang mengira saya SMA.


Sepak Bola :
Yakk, sudah saya rencanakan kalau saya sudah di Eropa berarti saya harus ke markas club-club sepakbola besar. langkah pertama saya adalah club lokal di tempat saya Groningen, FC Groningen, alhamdulillah cukup dekat dengan tempat tinggal jadi masih sempat mengambil foto. saya sebenarnya tertarik beli pernak-perniknya, tapi nantilah kalau sudah deket-deket balik ke kampung.



Insyaallah mumpung di sini semoga Allah swt mengijinkan saya pergi ke Bernabeu atau ke Camp Nou.
Saya sudah kangen menginjakkan kaki di stadion, lebih kangen lagi dengan yang biasa saya mengajak saya ke stadion.



Keluarga baru :
Nah dari sekian banyak diatas, keluarga baru inilah yang membuat saya bertahan. saya bersyukur bahwa kiranya Allah swt tidak membiarkan saya berjuang sendiri. Dia mengirimkan keluarga baru yang Insyaallah mau berbagi dan saling menolong. Alhamdulillah Yaa Rabb. sujud lagi.



Belajar Gowes :
Nahhhh, ini dia yang sukses membuat saya encok dan pegel linu. meskipun tidak ada kewajiban dalam hal gowes menggowes tapi kiranya saya jadi kehilangan pengalaman berharga bersepeda menembus hawa dingin dan hujan yang rintiknya horisontal bukan vertikal.


Kangen :
Mengatur hati agar mengolah rasa kangen jadi semangat ternyata tak semudah bikin ubi goreng. saya sudah berkali mengingatkan tujuan saya ke sini agar semangat terus membara di dada. agar semangat ini berperan mereduksi rasa kangen yang kalau sudah datang mata saya tidak akan berhenti terbanjiri air mata. gundah, galau, yah namanya juga pisah sama suami. yang tidak kangen pasti abnormal. dari setiap hari ketemu ke fase di mana semuanya harus dilakukan sendiri. ini lebih berat dari tugas membaca yang membuat kepala saya berdenyut murka. ini lebih sulit dari mengalahkan rasa takut ketabrak bus saat pertama kali gowes. ini lebih berat dari melangkahkan kaki walau sebenarnya saya bisa saja membatalkan diri untuk berangkat. andai yang di Jakarta tahu kalau saya kangen setengah mati.


Keluarga di Malang apalagi, tambah galau kalau inget suasana di sana. aduhh, jadi ga sabar untuk segera pulang. semoga semuanya dilimpahi kesehatan. jadi inget kata nenek "kesana itu sulit, berpantang pulang sebelum selesai".


alhamdulillah saya dilahirkan dari rahim wanita hebat dan dibesarkan di keluarga pantang menyerah yang hebat pula. menikahi pria hebat. dikaruniai teman-teman hebat dan perjalanan hidup yang meskipun sulit tapi menurut saya hebat.

Alhamdulillah Yaa Rabb. terimalah sujud syukurku. sampai ajal menjemputku nanti.

Van Ketwich Verschuurlaan 82 room A115.

3 comments:

  1. luar biasa
    saya hanya bisa nonton sambil kagum dan berpikir "kapan saya bisa jadi orang hebat juga"

    ReplyDelete
  2. @edwin :: semua orang dilahirkan hebat, kamu hebat Win, yakinlah itu. ^^b

    ReplyDelete
  3. hebat dapat bersyukur dalam keadaan apapun , ingin bisa seperti itu

    ReplyDelete