Friday 7 January 2011

first re-post ^^ but it's nice though

Posting berikut saya sadur dari blog http://majlisdzikrullahpekojan.org/ saya tampilkan di blog ini karena isinya yang saya "merasa" penting untuk disebarkan "lebih luas" lagi .

Ahlan wa sahlan bi qudumikum
Kajian Jumat, 31 Desember 2010
Ditulis oleh Administrator
Jumat, 31 Desember 2010 00:00

Kajian Jumat, 25 Muharam 1432 H / 31 Desember 2010 M

Habib Quraisy bin Ali Aidid

Pengajian dimulai dengan pembacaan Al Fatihah dan dilanjutkan dengan Surah Yaasiin, Ratib Al Aidrus yang disusun oleh Habib Abdullah bin Abu Bakar Al Aidrus, Serta Maulid Sifatum Muhammadiyah yang disusun oleh Habib Husein bin Abdullah Aidid.

Assalamualaikum Wr. Wb

Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah Swt telah sama-sama kita memasuki tahun baru, baik tahun baru hijriyah ataupun tahun baru masehi. Dimana tahun baru hijriyah peringatannya terlihat berbeda dengan peringatan tahun baru Masehi. Bahkan sangat bertolak belakang. Masehi meniup terompet, Hijriyah melantunkan zikir. Masehi menghabiskan sisa malam untuk maksiat dan sia-sia, Hijriyah menghabiskan malam dengan hati yang tunduk dan taubat. Masehi membuang mubazir uang untuk petasan dan kembang api serta pesta pora, Hijriyah mempunyai semangat berbagi terutama dengan anak yatim.

Padahal pesta pora semacam itu merupakan suatu tipu daya dari Yahudi dan Nasrani, agar kita lalai daripada mengingat Allah dipergantian tahun tersebut, serta melupakan sunah Rasulullah Saw yaitu membaca doa akhir tahun agar diampuni seluruh dosa pada tahun yang kita lewati dan doa awal tahun agar diberi kemudahan segala urusan di tahun yang baru ini. Bahkan para ulama banyak menghabiskan malam tahun baru dengan shalat tasbih, shalat witir dan sebagainya. Semoga kita dapat mengisi malam tahun baru. Sehingga ditutup tahun tersebut dengan catatan daripada malaikat dengan kebaikan.

Shalawat serta salam kita panjatkan kepada Baginda Nabi Muhammad Saw, serta keluarganya, dan para sahabatnya juga kepada umatnya hingga akhir zaman, dan semoga kita mendapat syafaat beliau di hari kiamat kelak.

Jumat yang lalu kita membahas tentang “Rodiitu Billahi Robba Wabil Islami Dinna Wabi Muhammadin Nabiyya”. Siapa orang yang ridha Allah sebagai Tuhannya, bahwasannya ia ridha akan aturan dan pilihan-Nya bagi dirinya, dan meyakinkan apa-apa yang menjadi bagiannya daripada rizki, terus menerus didalam ketaatan pada-Nya, menjaga akan yang fardu, menjauhi yang dilarang, dan adalah ia sabar ketika ditimpa musibah, bersukur atas nikmat-nikmat-Nya, senang akan perjumpaan dengan-Nya, ridha kepada-Nya akan wakil dan kekasih-Nya, sungguh-sungguh didalam ibadahnya, bergantung kepada-Nya pada hal yang gaib dan yang nyata, dan tidak mengandalkan hajat kebutuhannya kecuali kepada-Nya.

Dan barang siapa ridha Islam sebagai agamanya, maka mengagungkan kehormatan dan seruannya, dan menambahkan baginya pendirian dan istiqomah daripada ilmu dan amal, dan adalah dia dengan Islam sangat senang, dan menghormati ahli agama, dan bagi yang kufur akan mendapat kemarahan dan dimusuhi.

Dan siapa yang ridha Nabi Muhammad Saw sebagai Nabinya, maka mengikuti baik perkataan ataupun perbuatan akan petunjuknya yang membimbing, mengikuti sariatnya, berpegang teguh pada sunahnya, menghormati haqnya, memperbanyak shalawat dan salam kepadanya, cinta kepada ahli baitnya dan para sahabatnya, dan bagi mereka tempat keridhaan dan kehormatan.

Demikianlah, bila kita ridha atau senang terhadap sesuatu atau seseorang, tentunya kita akan berusaha untuk mendapatkannya, berusaha untuk memenuhi dan membuat senang orang yang kita ridha padanya, baik segala perintahnya ataupun larangannya. Begitu juga dalam agama, jika kita ridha Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama, Nabi Muhammad Saw sebagai Nabi, tentunya kita akan ridha terhadap semua aturan yang diberikan Allah Swt melalui Nabi Muhammad Saw. Kita akan berusaha sebisa mungkin untuk memenuhi semua perintah dan larangan-Nya, membuat senang Nabi Muhammad Saw dengan menjalankan dan berpegang teguh kepada sunah-sunahnya, menjaga kehormatan agama Islam dengan mengamalkan ajarannya dengan ilmu yang dipelajari. Sehingga selaras antara ucapan, bahwa kita ridha, dengan perbuatan.

Dan itu semua menjadikan diri bertambah kuat Iman, sebaliknya, sedikit demi sedikit kelalaian yang dibuat akan menggerus atau mengurangi keimanan. Maka sungguh bahaya jika Iman sampai hilang, menyekutukan Allah, mengabaikan peringatan Rasulullah, bahkan yang paling besar keluar dari agama Islam.

Semoga di tahun baru ini, Allah Swt senantiasa memberikan taufik dan hidayah-Nya, menambah dan menguatkan Iman dan Islam, mempermudah segala urusan dunia dan akhirat, dan diselamatkan dari fitnah dunia, aamiin.

wassalamualaikum Wr.Wb

.adios.

DJ

No comments:

Post a Comment